Ikhfa’ secara harfiah berarti “disembunyikan”.
Menurut istilah tajwid berarti melafalkan huruf antara izhar dan idgham tanpa
tasydid dan disertai dengan dengung. Disebut juga ikhfa hakiki (real) karena
kenyataannya persentase nun sukun dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak
dari huruf lainnya
Ikhfa adalah apabila nun mati/tanwin bertemu dengah 15 huruf:
Ikhfa adalah apabila nun mati/tanwin bertemu dengah 15 huruf:
ta, tsa, jim, dal, dzal, za, sin, syin,
shad, dha, tha, zha, fa, qof, kaf
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh:
Al-Asr, Ayat 2
Dengarkan
Al-Asr, Ayat 2
Dengarkan
Al-Falaq, Ayat 2
- Idghom
Bighunnah
Idghom : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:ي ن م و atau biasa di
singkat dengan bunyi يَنْمُوْ
Contoh:
مَنْ يَقُوْ لُ ( نْ- ي
) فَلَنْ نَِّزيْدَ كُمْ ( نْ- ن )
فَتْحًا مُبِيْنًا ( _ً – م)
مِنْ وَّرَائِهِمْ ( نْ- و )
- Idghom
Bilaghunnah
Idghom
: memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ل dan ر
Contoh:
مِنْ لَدُ نْكَ ( نْ- ل
)
غَفُوْرٌرَحِيْمٌ ( _ٌ – ر)
- Idzhar
Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ﻫ أ ح خ ع غ
Contoh:
كُفُوًا اَحَدٌ ( _ً – ا)
مِنْ حَيْثُ ( نْ – ح ) مَنْ خَفَّتْ ( نْ – خ )
خُلُقٍ عَظِيْمٍ ( ٍ – ع
) قَوْ مًا غَيْرَ كُمْ ( _ً -غ)
لَكُمُ اْلاَ نْهَا َر ( نْ – ﻫ )
- Iqlab
Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
مَنْ بَخِلَ ( نْ – ب )
عَوَا نٌ بَيْنَ ( _ٌ – ب)
- Ikhfa’
Ikhfa’ berarti: samar-samar
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh:
مِنْ تَحْتِهَا ( نْ – ت
) مَاءً ثَجَا جًا ( _ً – ث)
اَنْجَيْنَا كُمْ ( نْ – ج )
قِنْوَانٌ دَانِيَةٍ ( _ٌ – د)
مَنْ ذَالَّذِ يْ ( نْ – ذ)
يَوْمَئِذٍ زُرْقًا ( ٍ – ز )
اِنَّ اْلاِ نْسَا نَ ( نْ – س
) عَذَا بٌ شَدِ يْدٌ ( _ٌ – ش)
قَوْ مًا صَا لِحِيْنَ ( _ً – ص)
مُسْفِرَ ةٌ ضَا حِكَةٌ ( _ٌ – ض)
وَمَا يَنْطِقُ ( نْ – ط)
عَنْ ظُهُوْرِهِمْ ( نْ – ظ)
عُمْيٌ فَهُمْ ( _ٌ – ف)
رِزْقًا قَا لُوْا ( _ً – ق) مَنْ كَا نَ يَرْجُوْا ( نْ – ك)
Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
[sunting]Idgham
Bighunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf
seperti: mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya' (ي), maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī
ʿamadim mumaddadah.
[sunting]Idgham
Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf
seperti ra' (ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal
lam
[sunting]Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam
huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau
tanwin tersebut dibaca jelas.
[sunting]Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf ba' (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi
bunyi mim.
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
Agen
sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang
melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama,
yaitu keluarga,
kelompok bermain, media massa,
dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi
berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan
keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang
diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan
untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya
atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan
yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau
selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat,
sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena
dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
§
Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen
sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan
saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam
suatu rumah. Sedangkan padamasyarakat yang menganut sistem kekerabatan
diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas
karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat
perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng
yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat
agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya
pramusiwi, menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam
sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada
dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
§
Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman
bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar
rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat
rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi
setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok
bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga
yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan
peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari
pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab
itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur
peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari
nilai-nilai keadilan.
§
Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben,
dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement),
universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang
anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolahsebagian
besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
§
Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),
media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh
media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
§
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
§
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan
pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
§
Gelombang besar pornografi, baik dari internet
maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan
segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan
seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan
kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar