Saat ini, linux yang pada awalnya hanya merupakan sistem operasi yang
digunakan oleh peminat komputer, telah menjadi sistem yang lebih mudah
digunakan (user-friendly),
dilengkapi dengan antarmuka grafis dan ketersediaan berbagai macam
aplikasi yang lebih mirip dengan sistem operasi lainnya, daripada hanya
sebatas baris perintah Unix. Namun kesan ini telah menimbulkan banyak
kritikan, termasuk dari pendukung Linux. Mereka berpendapat bahwa Linux
dan proyek program bebas masih belum mencapai faktor "kemudahanan dalam
pemakaian" yang memuaskan. Persoalan tentang kemudahan Linux dibanding Windows atau Macintosh
masih menjadi isu perdebatan yang hangat. Pasaran Linux pada segmen
komputer meja masih lebih kecil namun semakin berkembang. Menurut
Lembaga Penyelidikan Pasaran IDC, besar pasaran Linux pada tahun 2002
adalah 25% pada segmen server, dan 2.8% pada segmen pasar Komputer pribadi.
Bagi mereka yang terbiasa menggunakan Windows atau Macintosh,
Linux mungkin terasa lebih sukar, hal ini disebabkan karena perbedaan
dalam melakukan berbagai kerja komputer. Dan lagi, pengguna perlu
mengganti program yang sering mereka gunakan dengan program lain sebagai
pengganti bila program tersebut tidak didapati dalam Linux (atau
pilihan yang agak terbatas, misalnya permainan komputer). Faktor lain
adalah sifat keraguraguan pengguna untuk melepaskan sistem operasi
mereka yang biasa mereka pergunakan (banyak pengguna masih menggunakan
Windows). Selain itu, kebanyakan komputer baru telah dilengkapi dengan
sistem operasi Windows siap pakai (preinstalled). Faktor-faktor ini menyebabkan perkembangan Linux yang agak lambat.
Walau bagaimanapun, kelebihan Linux seperti biaya rendah, sekuritas
yang lebih aman, dan tidak bergantung pada vendor, telah meningkatkan
penggunaan yang luas di kalangan korporasi dan perkantoran. Dalam
situasi ini, halangan yang disebut di atas dapat dikurangi karena hanya
aplikasi/utiliti yang terbatas digunakan, serta administrasi dan
konfigurasi komputer (administration) dikendalikan oleh sekumpulan pekerja pakar IT yang sedikit.
Terdapat berbagai kajian yang dilakukan terbatas biaya serta kemudahanan Linux. Relevantive
(sebuah lembaga berpusat di Berlin, yang mengkhususkan diri dalam riset
lembaga tentang ke'mudahan'an program, serta servis web) telah membuat
kesimpulan bahawa ke-dapatpakai-an Linux dalam pekerjaan dengan
menggunakan komputer meja adalah hampir sama dengan Windows XP. Bagaimanapun, kajian oleh IDC (yang dibiayai oleh Microsoft) mengklaim bahwa Linux mempunyai biaya pemilikan (Total Cost of Ownership) yang lebih tinggi dibanding Windows.
Linux juga sering dikritik karena jadwal penembangannya yang tidak
dapat diduga. Secara langsung, menyebabkan minat penggunaan linux pada
lapisan pengguna Enterprise lebih kecil dibandingkan sistem operasi lain
(Sumber:Marcinkowski, 2003). Disamping itu, ragam pilihan distribusi
Linux yang cukup banyak juga dikatakan membingungkan konsumer, dan
vendor program.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar