listen ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ

http://www.ringtonematcher.com/co/ringtonematcher/02/noc.php?sid=VOKMros&artist=Boyce+Avenue&song=We+Can%E2%80%99t+Stop+Feat.+Bea+Miller+%E2%80%93+Boyce+Avenue

Selasa, 15 Oktober 2013

masa reformasi

Tidak ada  Presiden kita yang mampu menahan diri untuk tidak menaikan harga BBM, demikian tulis seorang facebooker.
Gerakan reformasi menumbangkan orde baru diantaranya dimaksudkan mengatasi  masalah ekonomi  “ wong cilik” yang katanya semakin terhimpit. Pemerintah Orde Baru dibawah Soeharto tidak bepihak kepada rakyat kecil, berpihak kepada orang kaya, kapitalistik dengan cara KKN. Begitulah isu politik yang dihembuskan dan menghasilkan dukungan yang begitu kuat sehingga Orde Baru rubuh runtuh.

Pertanyaan facebooker ini menjadi relevan ketika pada 22 Juni 2013 kembali pemerintah SBY-Budiono menaikan harga BBM. Sehingga orang menelusuri kembali jejak kebijakan harga BBM sejak Orde Reformasi berkuasa, apakah ada Presiden yang tidak menaikan harga BBM. Sepertinya memang tidak ada presiden yang tidak menaikan harga BBM, jika BJ Habibie tidak dihitung sebagai bagian dari gerakan reformasi.

Mulai dari Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Puteri  dan Susilo Bambang Yudhoyono . Semuanya pernah membuat kebijakan menaikkan harga BBM. Ketiganya mempunyai alasan yang sama mengapa mereka menaikan harga BBM yaitu realitas anggaran tertekan deficit. Penerimaan negara dari sektor Migas lebih rendah dari belanja impor BBM akibat kebijakan subsidi. Pemerintah menetapkan harga dibawah realitas harga pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar